Langkah kaki terseok gontai menyusuri lorong kumuh dan sunyi
Perut melilit digigit ribuan cacing kelaparan
Ayah, ibu, entah mereka di mana
hari-hari berlalu tanpa dekap hangat
mendayu seorang diri
berlalu tanpa makna
Siang ini...
lunglai tanpa rasa
terkapar di emper toko
Kaki mungil layu bagai mati
diseret tubuhnya perlahan menghampiri seorang bapak tua gendut
tangan lusuh, lemah menengadah.
Namun tiba-tiba...
Braaak!
sebuah tendangan telak menghantam perutnya
tubuhnya makin lunglai dengan tangan meremas perutnya
sejenak lalu terdiam dan kaku.tanpa tanya, tanpa toleh
hati nurani manusia semakin hari mati
rasa tak ada lagi
tubuh mungil, lusuh dan kisut membujur kaku
hanya lalat-lalat yang menemaninya dalam kesunyian dan pedih.
seorang anak jalanan tlah mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar